I Gusti Ngurah Rai
I Gusti Ngurah Rai dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia dari Bali yang gugur dalam Pertempuran Puputan Margarana. Pertempuran ini merupakan salah satu perang terdahsyat di Bali pada masa Revolusi Fisik, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Inf. I Gusti Ngurah Rai.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, I Gusti Ngurah Rai mendapat mandat untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Bali. Ia membentuk Batalyon Ciung Wanara untuk menghadapi Belanda yang berusaha kembali menguasai Bali setelah Jepang menyerah. Belanda berusaha mempengaruhi Ngurah Rai agar berkhianat dengan iming-iming jabatan dan harta, namun ia menolak mentah-mentah. Ia menegaskan bahwa selama Belanda masih menginjakkan kaki di Bali, perlawanan akan terus dilakukan.
Pertempuran Puputan Margarana terjadi pada 20 November 1946 di Desa Marga, Tabanan, Bali. Pertempuran ini dipicu oleh kemarahan Belanda setelah pasukan Ngurah Rai berhasil menyerang Tangsi Polisi Tabanan untuk merebut persenjataan. Meskipun pasukan Ciung Wanara yang berjumlah kurang dari 100 orang menghadapi kekuatan besar Belanda yang diperkuat pesawat pengebom, mereka bertekad untuk tidak mundur. I Gusti Ngurah Rai mengeluarkan perintah “Puputan” atau pertempuran habis-habisan sampai titik darah penghabisan. Dalam pertempuran sengit tersebut, seluruh anggota pasukan Ngurah Rai yang berjumlah 96 orang gugur, termasuk I Gusti Ngurah Rai sendiri.
Baca selengkapnya di Wikipedia.