Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Imam Bonjol, yang terlahir dengan nama Muhammad Shahab pada tahun 1772 di Bonjol, Sumatera Barat, adalah seorang ulama, pemimpin, dan pejuang yang gigih melawan penjajahan Belanda. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh sentral dalam Perang Padri (1803-1838), sebuah konflik yang awalnya merupakan perang saudara antara Kaum Padri (kelompok ulama yang ingin menegakkan syariat Islam) dan Kaum Adat. Namun, ketika Belanda mulai campur tangan untuk memperluas pengaruhnya, Tuanku Imam Bonjol berhasil menyatukan kedua belah pihak untuk bersama-sama melawan penjajah.
Sebagai seorang pemimpin militer dan agama, Tuanku Imam Bonjol memimpin perlawanan dengan strategi perang gerilya yang efektif, membangkitkan semangat perlawanan rakyat Minangkabau. Ia dikenal karena kepemimpinannya yang kuat dan keberaniannya dalam menghadapi pasukan kolonial Belanda yang jauh lebih besar. Meskipun menghadapi keterbatasan sumber daya, perjuangannya yang tak kenal lelah menjadikan Belanda kesulitan menaklukkannya.
Setelah perjuangan panjang dan heroik, Tuanku Imam Bonjol akhirnya ditangkap oleh Belanda pada tahun 1837 dan diasingkan ke berbagai tempat hingga akhir hayatnya di Manado pada 6 November 1864. Pengorbanan dan semangat perlawanannya telah menginspirasi banyak generasi dan menjadikannya salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, sebuah gelar yang diberikan pada 6 November 1973. Kisah kepahlawanannya bahkan diabadikan pada lembar uang lima ribu rupiah.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi halaman Wikipedia Tuanku Imam Bonjol: [https://id.wikipedia.org/wiki/Tuanku_Imam_Bonjol]