Soedirman

Jenderal Besar Soedirman dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia dengan kisah perjuangan yang heroik dalam mempertahankan kemerdekaan. Salah satu kisah paling heroik dari Jenderal Soedirman adalah keputusannya untuk memimpin perang gerilya melawan Agresi Militer II Belanda pada Desember 1948, meskipun ia dalam kondisi sakit parah akibat tuberkulosis dan hanya memiliki satu paru-paru yang berfungsi. Ia menolak saran Presiden Soekarno untuk beristirahat dan memilih untuk tetap berada di tengah-tengah pasukannya, memimpin perjuangan dari hutan dan gunung dari Yogyakarta hingga Banyutuwo.

Sebelum perang gerilya, Soedirman juga menunjukkan kepemimpinannya dalam Pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945, di mana pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Inggris. Kemenangan ini semakin menguatkan dukungan rakyat terhadap Soedirman. Soedirman dikenal memiliki semangat patriotisme yang luar biasa dan pantang menyerah. Ia sering memberikan motivasi kepada pasukannya dengan mengatakan, “Kamu bukanlah tentara sewaan, tetapi prajurit yang berideologi, sanggup berjuang menempuh maut untuk kelahiran Tanah Airmu”.

Setelah Pembela Tanah Air (PETA) dibubarkan, Soedirman mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang kemudian berkembang menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Ia terpilih sebagai panglima besar TKR pada 12 November 1945 dan kemudian dilantik sebagai Panglima TNI pertama pada 27 Juni 1947. Kisah perjuangan Jenderal Soedirman ini terus menginspirasi dan menjadi simbol kepemimpinan serta dedikasi dalam membela negara.

Baca selengkapnya di Wikipedia.